Latest Post

Dinawati S.Ag: Ibu Bolu Kemojo

Written By aried on Jumat, 27 April 2012 | 09.52



Dinawati (42 tahun),  sekiranya pantas kita sematkan “Ibu Bolu Kemojo”. Kalau ada orang yang kenal dengan Bolu Kemojo, maka hampir rata-rata kenal dengan Dinawati. Beliaulah budak melayu yang tunak dan keukeuh untuk mengembangkan tradisi budaya makanan khas melayu ini. Sebelum bolu kemojo ini dikenal luas tahun 1997, maka orang hanya dapat mencicipi bolu kemojo ini pada saat moment tertentu, Seperti Pesta pernikahan, upacara adat. Bahkan mungkin ada yang tidak tahu dengan bolu kemojo.


Awal inspirasi bolu kemojo muncul saat ia berada di Yogyakarta. “Di Yogya ada Bakpia Patok, di Medan ada Bika Ambon, di Padang Keripik Sanjai, di Riau apa?” Keresahan itu membuat Dinawati bertekad mengembangkan makanan daerah. Dari sekian banyak makanan khas daerah yang ada, Dinawati menjatuhkan pilihan usahanya dalam pengembangan bolu kemojo.  Dinawati menjelaskan bahwa bolu kemojo ini mempunyai cita rasa yang unik dan simpel.

Dengan semangat yang besar beliau mempromosikan makanan ini ke pasar. Berbagai pameran, bazar maupun perlombaan  dia ikuti, bahkan promosi sampai ketingkat nasional bersempena beliau sebagai sekretaris Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi). Untuk memperlancar visinya, Dinawati mendirikan Asosiasi Pangan Riau (Aspari) . Dengan bendera Aspari  ini juga dia lebih melancarkan usaha ini. Syukur, sambutan dari konsumen lumayan bagus. Dan sambutan dari pemerintahan daerah juga sangat luar biasa. Sehingga sekarang ini menjadikan bolu kemojo benar-benar menjadi makanan khas yang terkenal. Untuk saat ini Bolu Kemojo Al Mahdi mempunyai 20 orang pekerja.

Pada awalnya, Bolu kemojo hanya mempunyai satu varian yaitu rasa pandan, tapi sekarang Dinara telah mengembangkan beberapa varian yang cocok dengan lidah konsumennya. Varian yang baru itu adalah rasa Durian, Jagung, Coklat, dan pandan spesial. “ semua varian baru yang kita ciptakan itu tidak akan menghilangkan cita rasa asli dari bolu kemojo, tapi hanya ingin memberikan variasi kepada konsumen varian mana yang mereka sukai”terang Dinawati. Bahkan pada Oktober 2009 Bolu Kemojo Al Mahdi telah meluncurkan lagi satu varian bolu yaitu bolu cermai.

Sekarang, Disamping mengembangkan varian-varian baru dari bolu kemojo. Dinawati juga mengembangkan jenis makanan khas melayu lainnya yaitu makanan yang tergolong kedalam makanan pembuka selera. Yaitunya, Sempolet, Bubou Lambouk, Pindang Lomek, Asam Pedas Kepughun, dll. Peluncuran varian baru ini bersempena dengan pembukaan “Gerai Kampoeng Melayu”. “Kita sengaja mengangkat makanan khas karena beberapa waktu nanti kita akan ada Helat Akbar yaitunya PON XVIII di Riau ini. Pengunjung nantinya tidak mungkin dong akan makan bolu kemojo saja. Harus ada jenis-jenis lainnya yang kita tampilkan. Kalau hal itu tidak kita pikirkan dari sekarang nanti dikira orang Riau ini miskin makanan daerah.” Terangnya.

Memang, pada akhir tahun 2012 ini akan ada helat akbar PON XVIII di Riau ini. Helat ini harapannya sebagai promosi besar-besaran dengan produk daerah kita. Dinawati menambahkan, apa salahnya pada helat tersebut makanan utama dari sajian untuk tamu adalah makanan khas daerah kita. “Sekali-kali kita bisa menunjukkan jati diri kita. Saat inilah kita diharapkan bisa menjadi tuan rumah dinegeri sendiri” pintanya.

Melihat perkembangan Provinsi Riau yang saat ini berkembang pesat. Membuat Dinawati sedikit khawatir. Bagaimana tidak, pasar yang potensial ini sangat dilirik oleh produk-produk luar. “lihatlah diluar sana, berapa banyak produk luar yang berkembang. Tapi ironisnya, mana produk/makanan daerah ini?” katanya sedih. Kita bukan berarti menolak produk luar, itu adalah prestasi tersendiri bagi kita sebagai daerah maju. Tapi produk kita sendiri janganlah sampai ketinggalan, kita harus lebih giat katanya. Mungkin baru sekarang orang kenal dengan bolu kemojo, Alhamdulillah kita sekarang sudah mengenal juga produk daerah ini seperti lepat bugi yang telah diterima masyarakat katanya. Tapi banyak juga produk kita yang belum kita garap seperti makanan pembuka selera, makanan utama maupun kue-kue lainnya. Semuanya merupakan potensi katanya. Makanan khas kita pun tidak kalah saing kualitasnya dengan yang lainnya. Tinggal bagaimana kita memarketingkannya, katanya.

Harapan beliau sebagai pelaku usaha, kita dapat menjadi tuan dinegeri sendiri. Jangan pula kita senang dan makan produk luar sedang kita tidak tahu produk daerah sendiri. Untuk mewujudkan hal itu Dinawati mengungkapkan perlunya keterlibatan semua pihak. Mulai pihak swasta, pemerintahan daerah maupun masyarakat sendiri.

Harapannya kegigihan dinawati ini bisa menjadi inspirasi bagi kita bersama, bahwa jangan malu untuk mengangkat budaya daerah. Karena kearifan lokal yang kita miliki ini adalah warisan leluhur yang mempunyai nilai tersendiri. Dinwati juga berharap Semangat dan cinta daerah juga tertanam kepada generasi muda nantinya. Karena siapa lagi yang akan meneruskan tradisi ini kalau bukan mereka. 

Manjakan Lidah dengan Citra Rasa Kuliner Leluhur

Untuk menikmati kuliner tradisional Melayu tak perlu pulang kampung. Telah dibuka Gerai Makan (GM) Kampoeng Melayu di Pekanbaru.
Riauterkini-PEKANBARU- Kuliner Kota Bertuah dipastikan kian bergairah dengan hadirnya Gerai Kampoeng Melayu yang dubuka secara resmi, Sabtu (7/5/2011).
Gerai yang diresmikan oleh Dekranasda Provinsi Riau dan dihadiri oleh ratusan tamu undangan yang berasal dari Asosiasi Industri Pangan Riau(ASPARI), Badan Kerjasama Organisasi-organisasi Wanita (BKOW), Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dan lainnya dan terletak di Jalan Rajawali Nomor 72D (Jalan Bangau Ujung) Kelurahan Kampung Melayu Sukajadi Pekanbaru ini, menyajikan menu-menu yang berasal dari racikan khas tetua Melayu dahulu seperti Pindang Lomek/ikan, Bubou Lambuk, Sempolet, dan Asam Pedas Kepughun.
Pemilik Gerai Kampoeng Melayu yang juga pimpinan Bolu Kemojo Al-Mahdi, Dinawati, S.Ag menyatakan, alasan dipilihnya nama Kampoeng Melayu karena secara kebetulan gerai tersebut terletak di Kelurahan Kampung Melayu.
Selain itu, Dina ingin mengangkat khasanah masakan Melayu Riau yang jumlahnya sesungguhnya sangat banyak, namun masih belum terangkat kepermukaan.
Oleh sebab itu, sebuah motivasi yang sangat besar untuk terus berupaya memperkenalkan dan mempopulerkan masakan Melayu Riau seperti yang telah dilakukannya terhadap Bolu Kemojo Al-Mahdi yang telah dirintis dengan susah payah hingga menjadi kini sejak tahun 1998.
"Kami berharap akan lahir lagi pelaku-pelaku usaha yang lain untuk kembali mempopulerkan makanan khas daerah dan bersama-sama mempromosikannya. Kedepan, saya juga bercita-cita, Gerai Kampoeng Melayu menjadi cikal bakal berdirinya Rumah makan Khas Melayu. Dimana, selain menyajikan masakan, juga terdapat souvenir-souvenir serta makanan khas Riau, " tegasnya optimis.
Sementara itu, Dekranasda Provinsi Riau yang diwakili Haikal, S.Sos dalam sambutannya sekaligus membuka secara resmi Gerai Kampoeng Melayu menyambut gembira dan antusias usaha yang dilakukan oleh pimpinan Gerai Kampoeng Melayu.
Selanjutnya meminta masyarakat Kota Pekanbaru tidak berdiam diri tetapi sekuat tenaga memanfaatkan peluang yang ada. Apalagi tahun 2012 Riau akan menjadi tuan rumah PON ke XVIII sehingga selaku tuan rumah jangan tinggal diam dan terus mengembangkan usaha. "Jangan nanti kita jadi penonton, "sebutnya.
Gerai Kampoeng Melayu merupakan masakan pembuka selera berjenis Sup yang beroperasi sejak pukul 14.00WIB hingga malam hari. Jika permangkuknya Rp10.000 hingga Rp12.000 maka perporsinya berkisar Rp40.000 dan bisa dinikmati empat orang. Dan selama promosi satu minggu ini, diberikan diskon sebesar 10 persen.***(Put)

Rasa Baru Bolu Kemojo Al Mahdi

Pekanbaru (witra:katakabar) - Bagi warga Kota Pekanbaru, Bolu Kemojo Al-Mahdi bukan hal asing lagi. Karena Bolu Kemojo Al-Mahdi sudah hadir di kota bertuah ini sejak 15 tahun lalu. Selain itu Al-Mahdi juga pelopor usaha bolu kemojo pertama di Riau. Karena selama ini, bolu kemojo yang merupakan makanan tradisional khas Melayu hanya disajikan di acara-acara adat dan pernikahan saja. Kini, sejak dipelopori Al-Mahdi, bolu kemojo sudah dikenal masyarakat, dari berbagai suku.

Pemilik dan pimpinan Bolu Kemojo Al-Mahdi, Dinawati, S.Ag kepada katakabar.com, Rabu (21/9/2011) mengungkapkan saat ini Al-Mahdi kembali meluncurkan rasa baru. Yaitu bolu kemojo Al-Mahdi rasa coklat. Hadirnya bolu kemojo rasa baru ini karena adanya permintaan konsumen, terutama pelanggan setia Al-Mahdi.
"Selama ini yang ada adalah rasa durian, jagung, pandan, wijan, netral, dan beberapa jenis lainnya. Kini kita hadirkan rasa baru yaitu rasa coklat. Ini akan melengkapi rasa-rasa bolu kemojo yang ada di Al-Mahdi," papar Dinawati, S.Ag.

Dinawati berharap agar rasa coklat ini disukai masyarakat. Karena itu pihaknya sellau berupaya mencari inovasi untuk menyempurnakan bolu kemojo rasa coklat ini.
Bolu Kemojo Al-Mahdi juga membuka stand di Riau Expo, berbagai rasa ditampilkan pada Riau Expo tersebut. Selain itu juga disediakan tester untuk pengunjung stand. Agar pengunjung tahu bagaimana rasa terbar bolu kemojo Al-Mahdi tersebut.
"Kepada pengunjung stand dipersilakan mencicipi tester yang disediakan. Bila cocok rasanya silakan membeli. Selama kami buka stand Alhamdulillah respon masyarakat cukup baik," papar istri Mahlil Zulfi ini.

Bolu Kemojo Al-Mahdi Terima Pesanan Ramadhan

PEKANBARU, RiauOnline.com - Bolu kemojo Al-Mahdi yang merupakan penggagas usaha bolu kemojo di Riau sejak tahun 1999, masih menerima pesanan selama bulan ramadhan. Tak hanya bolu kemojo tapi juga kue bolu ceremai dan beberapa kue kering yang dikerjakan oleh mitra.

Hal itu diungkapkan pimpinan bolu kemojo Al-Mahdi, Dinawati, SAg, kepada RiauOnline.com, Sabtu (6/8/2011).

Diungkapkan Dinawati, bolu ceremai yang merpakan salah satu makanan tradisional Melayu Riau ternyata sangat digemari masyarakat berbagai etnis di Riau.

Permintaan akan bolu ceremai dan bolu kemojo di bulan suci ramadhan dan bahkan untuk hari raya Idul Fitri cukup meningkat. Karena itu, selama ramadhan ini, pihaknya memfokuskan pada bolu kemojo dan bolu ceremai.

"Walaupun ada pesanan kue kering lainnya itu kita lakukan kerjasama dengan mitra Al-Mahdi. Karena saat ini kami fokus pada bolu ceremai dan bolu kemojo," papar istri dari Mahlil Zulfi ini.

Selain itu bolu kemojo Al-Mahdi yang showroomnya berada di Jalan Rajawali, Sukajadi Pekanbaru ini juga baru saja membuka gerai Kampung Melayu. Dimana gerai Kampung Melayu ini menghidangkan makanan pembuka selera semisal sempolet dan bubur lembuk, yang merupakan makanan pembuka selera khas Melayu Riau.

"Selama bulan ramadhan ini pesanan makanan pembuka selera juga kami terima. Tapi untuk dibawa pulang, tidak untuk makan di tempat. Karena saat ini bulan ramadhan masih ada keterbatasan untuk melayani makanan pembuka selera di gerai. Mungkin setelah lebaran kami akan melayani makan Sempolet dan bubur lemak di gerai Kampung Melayu," papar wanita yang juga pengurus di Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Riau ini.

Gallery Foto

Written By aried on Minggu, 22 April 2012 | 09.03

Surat Anda

Agenda

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Dinawati for DPD RI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Premium Blogger Template